Ilustrasi permasalahan stunting pada anak. /istimewa/akuratnews.id
AKURATNEWS.ID, SITUBONDO - Permasalahan stunting harus menjadi perhatian yang sangat serius, karena anak yang tumbuh dengan stunting, akan cenderung tidak produktif. Hal ini akan mengakibatkan anak-anak yang tumbuh dengan stunting bisa menjadi beban pembangunan. Demikian disampaikan Koordinator Bidang Disduk BKKBN Provinsi Jatim Uni Hidayati, S.T., MM.
Uni menjelaskan terkait dengan definisi stunting dapat dipahami sebagai kekurangan gizi kronis yang di tandai dengan tinggi dan panjang tubuh anak yang tidak sesuai dengan anak seusianya.
"Berangkat dari itu, kami dari BKKBN bekerja dengan berbagai lintas sektor pemerintah, swasta dan lainnya guna menekan angka stunting tersebut," katanya saat menjadi salah satu pembicara Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Provinsi Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Uni juga mengungkap angka stunting secara nasional. Dimana di Jawa Timur ada 23,5% sedangkan di kabupaten Situbondo mencapai 23,7%.
Adapun target yang di tetapkan oleh Presiden Joko Widodo menargetkan angka stunting sebesar 14% di tahun 2024.
Angka tersebut dikatakan oleh Uni Hidayati, merupakan angka yang sangat berat bila BKKBN bekerja sendiri. Oleh karena itu, diperlukan juga sinergitas beberapa pihak guna mewujudkan target tersebut.
"Mitra utama BKKBN adalah DPR-RI komisi 9 yang senantiasa membantu dalam program Bangga Kencana. Program Bangga Kencana merupakan pembangunan keluarga berencana," imbuhnya.
Kurang Paham
Drs. H. Moh Imam Darmaji, M.Si Kadis DP3AP2KB Kabupaten Situbondo, mengatakan bahwa salah satu penyebab masih tingginya angka stunting di Indonesia, khususnya di kabupaten Situbondo, adalah masyarakat masih banyak yang kurang paham terkait dengan stunting itu sendiri.
“Berangkat dari itu, kegiatan ini sangat penting untuk terus dilaksanakan, agar masyarakat bisa paham dan menerapkan secara total dan bisa terhindari dari stunting," ungkap Imam.
Dia melanjutkan, di kecamatan Jatibanteng ada dua lokus stunting di tahun 2022, yakni Desa Semambung dan Desa Kembang Sari. Di mana di desa tersebut, angka stuntingnya masih tinggi.
"Hal ini harus menjadi perhatian bersama agar sama-sama bisa menurunkan angka stunting ini," pungkasnya.