Ilustrasi jam malam di Myanmar / Istimewa / akuratnews.id
AKURATNEWS.ID, BANGKOK – Untuk perayaan malm tahun baru, pihak berwenang Myanmar yang dikuasai militer mengumumkan penangguhan jam malam normal empat jam di tiga kota terbesar. Namun kebijkan pelonggaran jam malam tidak begitu saja diterima para penentang aturan militer tersebut. Ada kecurigaan pasukan keamanan mungkin melakukan serangan dan menyalahkan para penentang.
Pencabutan jam malam disebutkan bocor dan beredar di media social.
Yang mana pemerintah wilayah Yangon Myanmar, mencabut jam malam dari tengah
malam menjadi jam 4 pagi di malam tahun baru.
Ini dilakukan dengan alasan dalam rangka perayaan pesta hitung mundur
Tahun Baru dengan kembang api dan musik di Taman Rakyat kota.
Terkait dengan pencabutan jam malam juga dibenarkan penduduk
di lain di Myanmar. Penduduk ibu kota negara, Naypyidaw, dari kota terbesar
kedua, Mandalay, membenarkan bahwa jam malam juga telah dicabut di kota mereka,
yang juga sebagai perayaan resmi.
Namun, kelompok yang menentang aturan militer memposting
peringatan di media sosial mendesak orang untuk tidak menghadiri acara yang
diselenggarakan militer demi alasan keamanan.
Mereka menyarankan bahwa pasukan keamanan mungkin melakukan
provokasi, seperti pengeboman atau penembakan, yang akan menyalahkan gerilyawan
perkotaan dari Pasukan Pertahanan Rakyat, sayap bersenjata dari gerakan
pro-demokrasi utama yang dilarang di Myanmar, yang menyebut dirinya Pemerintah
Persatuan Nasional.
Sejak bulan Februari 2021, Myanmar telah dilanda yang oleh
beberapa ahli PBB disebut sebagai perang saudara sejak militer merebut
kekuasaan dari pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi. Tentara terlibat dalam
operasi pemberontakan skala besar yang brutal di pedesaan, sementara pihak
berwenang juga bersaing dengan gerilyawan perkotaan yang menargetkan orang dan
institusi terkait dengan militer yang berkuasa.
Dilansir dari Arab News, postingan di media sosial oposisi
juga mengatakan bahwa menghadiri pertemuan Tahun Baru dapat dilihat sebagai
perangkap propaganda militer, yang dapat menunjukkan gambar orang-orang yang
merayakan untuk mengklaim bahwa situasi di negara tersebut telah kembali
normal.
Meskipun sudah menjadi tradisi untuk mengadakan perayaan
Tahun Baru dengan konser di kota-kota besar, tahun lalu tidak ada yang diadakan
karena pembatasan virus corona dan jam malam yang diberlakukan oleh militer.
Kedutaan Besar AS di Yangon mengeluarkan peringatan pada 23
Desember untuk menghindari kunjungan ke tempat-tempat yang berafiliasi dengan
militer, hotel, restoran, dan bar pada hari libur dan hari-hari penting
nasional dan tetap waspada terhadap kemungkinan penembakan dan pengeboman.