Project PLTS yang ditangani JT dalam mendukung pengadaan energi di Papua Oleh Kemeninfo/JTE/akuratnews.id
AKURATNEWS.ID, JAKARTA – PT JASA TIRTA ENERGI (JTE) sebagai anak perusahaan dari perusahaan plat merah Perum Jasa Tirta I, terus berkomitmen dalam langkah-langkah bisnisnya. Di akhir tahun 2022 yang lalu, yang masih dalam hitungan hari, JTE mendapatkan kepercayaan mendapatkan Pinjaman Tanpa Bunga Hutang Pemegang Saham (shareholder loan), dari pemegang saham.
Shareholder loan (SHL) yang didapatkan JTE dalam rangka
mengoptimalkan langkah bisnis JTE yang dapat dikatakan terus berkembang, menjadi dorongan positif penetrasi bisnis di tahun 2023 ini. Seperti
yang disampaikan oleh Direktur Utama JTE Dr. Etty Susilowati, dana SHL tersebut
akan dipergunakan dalam pengadaan peralatan yang akan mendukung pekerjaan di
konstruksi.
“Dan atas pinjaman induk untuk modal kerja support kegiatan
energy dan kosntruksi, dalam rangka pengembangan renewable energy dan
konstruksi berbasis renewable energy (EBT). Sehingga diharapkan ke depannya, JTE
akan lebih berkembang dari aset yang ada
saat ini,” ujar Dr. Etty kepada akuratnews.id, dalam sebuah kesempatan.
“Untuk pinjaman induk sebagai investasi alat, sebesar Rp3
milyar dan untuk inevstasi modal kerja sebesar Rp10 Milyar,” lanjutnya.
Dr. Etty juga menggaris bawahi, bagaimana tahun 2023 menjadi
tantangan bagi perusahaan yang kini digawanginya. Di tahun 2023 ini, JTE melalui
anak perusahaannya PT Seneko, juga akan menggarap proyek PLTS di wilayah Koba Bangka.
“Ini akan lebih memperkuat posisi JTE dalam pengembangan
renewable energy di Indonesia. Nilai untuk PLTS KOBA sebesar 10 MW di angka Rp130
Mliyar,” ujarnya.
Dr. Etty juga berharap, bahwa pemegang saham akan
merealisasikan komitmennya berupa penambahan modal di awal tahun ini dalam rangka
pengembangan renewable energy di tanah air.
“Tambahan modal kepada PT JTE sebesar Rp40 Milyar untuk
pengembangan renewable energy di Indonesia. Berharap dengan kondisi ini, para
pemegang saham yang lain akan semakin meminati investasinya di JTE. Kami pun
mengundang investor dalam negeri dan luar negeri untuk menginvestasikan dananya
di JTE khususnya untuk pengembangan renewable energy di Indonesia,” papar Etty.
Direktur Utama PT Jasa Tirta Energi Dr. Etty Susilowati/akuratnews.id |
Fokus EBT di 3T dan Berharap Dilibatkan di IKN
Sejauh ini, JTE memang focus pada pengembangan EBT di tanah
air, khususnya di wilayah 3T ((Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). “Yaitu, kita
punya PLTS KOBA di Bangka Tengah, kita juga support Kemeninfo di Kalimantan dan
Papua, kita juga akan support wilayah lain untuik pembangkit listrik tenaga surya,
pembangkit listrik tenaga air. Bekerjasama dengan ESDM kita juga akan
mengembangkan penerangan jalan umum tenaga surya di wilayah Bandung, Lombok, Kalimantan
dan juga di Bangka,” jelas Etty.
“Saat PLN membuka tender, JTE sudah siap untuk pengembangan
proyek di 14 titik wilayah Indonesia melalui Pembangkit Listrik Tenaga Mini
Hidro dengan kapasitas 35 MW, dan itu berada di wilayah Indonesia, di Pulau
Jawa, Sulawesi dan Sumatera,” lanjutnya.
Namun demikian, bisnis yang dijalani korporatnya bukan tanpa
kendala. Pihaknya saat ini menunggu tender PLN. Terkait dengan tata aturan
Presiden terbaru terkait renewable energy itu amat sangat mendorong para
developer pembangkit listrik untuk semakin giat mengejar ketertinggalan EBT di
Indonesia.
“Harapannya tahun 2025 kita harus mencapai 23 persen. Masih
ada waktu 2 tahun untuk kita melakukan percepatan itu. Begitu juga di IKN, harapannya di IKN
kegiatan EBT sudah semakin digunakan dan berkembang,” harapnya.
“Dalam pengembangan di wilayah IKN, Kami juga berharap, Kementerian
PUPR, ESDM, PLN memberikan kesempatan bagi JTE untuk terlibat di dalam
pengembangan EBT di IKN. Terbukti (kemampuan JTE) kita sudah punya pembangkit
dan beberapa project JTE sudah masuk di DPT Nasional dan juga sudah masuk di
RUPTL,” pungkasnya.