Konferensi Pers Program Penyediaan Talenta Digital Kominfo, Rabu (1/2)/youtube FMB9
AKURATNEWS.ID, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika membuka pelatihan Siber Security dalam rangka memberikan kamampuan kepada masyarakat tanah air dalam melakukan serangan-serangan hacker. Yang mana, materi-materi di dalam siber security itu sendiri termasuk materi defense (pertahanan).
“Tetapi jika akan digunakan untuk hacker itu bisa, karena yang namanya defense itu, dia tahu celah kosong ada di mana,” ujar Kepala Bidang Litbang SDM Kominfo Hary Budiarto, saat Konferensi Pers Program Penyediaan Talenta Digital Kominfo, Rabu (1/2).
“Jadi bukan kita memberikan pelatihan menjadi hacker. Tetapi yang diberikan pelatihan itu kita berikan pelatihannya, bagaimana menangkal hacker jika terjadi serangan,” lanjut Hary.
Lebih jauh, dia memaparkan, pihaknya dalam memberikan pelatihan tersebut memulai dari hal yang fundamental. Dalam arti memberikan pemahaman apa itu defense dalam serangan-serangan hacker.
“Jadi kita mulai dari yang fundamental terlebih dahulu, yakni membuat mereka bisa defense terhadap serangan-seranga hacker itu tidak bisa hanya dalam waktu satu minggu, atau dua minggu. Maka kita buat, ada kurikulumnya,” ungkap Hary.
“Mereka minimal pelatihan 6-8 bulan untuk membentuk mereka siap untuk bisa kompentensinya ini digunakan,” lanjutnya.
Mereview kegiatan yang telah dilakukan di tahun 2022, Hary mengatakan, telah memberikan pelatihan kepada pihak pesantren melalui organisasi terkait yang mengajukan kerjasama.
“Tahun kemarin kita melakukan pelatihan ini sebanyak 1000 siber security bekerjasama dengan pondok pesantren. Ada organisasi yang mengajukan ke kita, bahwa orang-orang yang ada di pondok pesantren ini sudah melek digital. Kalau nmereka dilatih menjadi siber security mereka bisa menjadi siber army,” imbuhnya.
Selanjutnya, atas permintaan tersebut Kominfo memberikan pelatihan, dengan materi tingkat dasar. “Kita berikan pelatihannya. Tapi memang masih tingkat dasar, nantinya kita akan lanjutkan lagi. Tetapi kita sendiri juga membuka untuk pelatihan untuk kelas-kelas professional di bidang siber security, kerjasama denagn JICA dan UI,” katanya.
Dia melanjutkan, kerjasama tersebut dalam rangka membuka prodi untuk S2 siber security, yang disupport oleh Japan International Cooperation Agency (JICA).
“Di UI ini khusus membuka prodi S2 Siber Security, disuport oleh JICA. Kemudian kami membuat semacam kurikulum khusus untuk pelatihan siber security. Ini untuk keamanan infrastruktur yang ada,” ujarnya.
Dia melanjutkan, selain itu pihaknya juga baru-baru ini melakukan pertemuan dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dalam rangka memfungsikan suatu area yang bernama area fungsi security and implant.
“Itu akan kita rubah namanya, profesi dalam bidang siber security dari level 1 sampai level 9. Kita akan perbaiki kurikulum sebelumnya, indeks kompetensinya, ini bergandengan tangan dengan BSSN. Dan selanjutnya kita akan buka pelatihan pelatihan dan sertifikasi dalam bidang siber security,” tandasnya.