Jamaah Palestina di Masjid Al-Aqsa kembali diserang oleh polisi Israel pada hari Kamis |
AKURATNEWS.ID, RAMALLAH – Tindakan tak beradap terus dilakukan oleh polisi Israel terhadap Jamaah Palestina yang sedang menjalani ibadah di Masjid Al Aqsa, hingga Kamis (6/4).
Dilaporkan, Jamaah Palestina di Masjid Al-Aqsa kembali diserang oleh polisi Israel pada hari Kamis, sehari setelah diusir secara paksa dari kompleks Al Aqsa dengan mengizinkan puluhan pemukim Israel masuk untuk merayakan Paskah.
Pejabat setempat mengungkapkan, akibat dari pembatasan yang diperketat di Al Aqsa menyebabkan penurunan tajam untuk jumlah jamaah di masjid. Dikethaui hanya 20.000 orang yang menghadiri shalat tarawih pada hari Rabu, yang mana jumlah jamaah yang hadir di hari sebelumnya mencapai 80.000 jamaah.
Ratusan jemaah melakukan salat subuh di ambang pintu Al-Aqsa, tetapi segera setelah selesai, pasukan Israel mengusir mereka dari daerah tersebut.
Polisi mengizinkan kurang dari 40 warga Palestina memasuki masjid pada Kamis pagi.
Organisasi Kuil ekstremis Israel telah meminta pendukung mereka untuk menyerbu Al-Aqsa selama Paskah Yahudi yang berakhir minggu depan.
Dilansir dari Arabnews, Direktur Masjid Al-Aqsa Omar Al-Kiswani, mengatakan beberapa Muslim tidak dapat salat subuh pada hari Kamis karena pembatasan Israel, penempatan militer yang berat di gerbang dan penguncian di Tepi Barat yang akan tetap berlangsung.
“Sebanyak 199 pemukim telah menyerbu Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi Israel pada hari Kamis,” katanya.
Jendela kaca berharga, pintu, perpustakaan Alquran dan klinik semuanya rusak. Para ahli memperkirakan biaya kerusakan yang disebabkan oleh polisi Israel di dalam masjid pada hari Rabu, bisa mencapai puluhan ribu dolar.
Al-Kiswani mengatakan ini telah menjadi kebijakan pasukan pendudukan selama penumpasan mereka di tempat suci.
Jumat ketiga Ramadhan akan datang di tengah situasi keamanan yang ketat di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Tidak diketahui apakah otoritas Israel akan mengizinkan jamaah untuk mencapai Al-Aqsa.
Juga, khutbah Jumat ketiga akan menjadi tantangan bagi khatib yang bisa dituduh menghasut otoritas Israel.
Al-Kiswani mengatakan pengkhotbah Al-Aqsa Mohammed Sarandah dipanggil oleh otoritas keamanan Israel sebelum dimulainya Ramadhan dan dituduh menghasut jamaah. Dia dikeluarkan dari Al-Aqsa selama dua bulan.
“Kami lebih peduli tentang ketenangan di Masjid Al-Aqsa daripada di Israel. Karena ketenangan lebih menarik banyak jemaah selama Ramadhan. Intervensi oleh negara-negara Arab dan Islam dapat menghentikan serbuan Israel ke masjid,” kata Al-Kiswani.
Pada hari Kamis, Yordania dan Palestina mengajukan permintaan bersama kepada Dewan Keamanan PBB untuk mengadakan sesi darurat tertutup pada hari Jumat untuk membahas pelanggaran Israel di Masjid Al-Aqsa.