Ki-Ka: Corporate Secretary SAPX Denny Parhan, Presiden Direktur SAPX Budiyanto Darmastono, Direktur SAPX Rudy Pinem/akuratnews.id
AKURATNEWS.ID, JAKARTA – Pelaku usaha atau dalam hal ini perusahaan jasa kurir atau pengantaran, cukup menjamur ditengah perubahan pasar. Namun demikian, para pelaku usaha ini tidak mudah masuk dalam bisnis jasa pengiriman dalam dunia perbankan.
Dunia perbankan yang melibat data para nasabahnya, tentu membutuhkan kepercayaan yang lebih terhadap para pelaku jasa kurir, dalam hal ini perusahaan kurir. Seperti yang diungkapkan oleh Presiden Direktur PT Satria Antaran Prima Tbk (Perseroan) atau lebih dikenal sebagai SAPX Express SAPX Budiyanto Darmastono, di dunia perbankan pemain kurir itu tidak banyak. Dari data yang ada, yang mengantongi izin usaha jasa kurir di tanah air mencapai 746 perusahaan.
“Tetapi yang masuk segment perbankan khususnya, itu tidak lebih hanya 10 perusahaan. Kalau saya hitung mungkin hanya Cuma 6 perusahaan kurir yang masuk perbankan. Kenapa? Karena memang di perbankan ini kami melihat bahwa, mereka mensyaratkan cukup ketat dalam risk management. Karena di dalam perbankan ini ada yang namanya data nasabah,” ujarnya menjawab redaksi akuratnews.id, saat RUPS Park Hotel, di bilangan Jakarta Timur, Selasa (20/6) .
Lebih jauh dia menjelaskan, produk-produk apa saja yang dikirimkan oleh perbankan melalui perusahaan kurir.
“Ngirim apa sih perbankan?, biasanya mereka mengirim kartu kredit. Di dalam kartu kredit itu ada yang namanya nomor kartu kredit. Ada transaksi, ada nomor pelanggan atau nomor nasabah, ngirim rekening Koran, kartu debet dan lain-lain. Jadi perusahaan yang masuk dalam perbankan ini memang perusahaan-perusahaan yang sudah diverifikasi oleh perbankan sendiri termasuk informasinya juga dimonitor oleh OJK,” imbuhnya.
“Jadi tidak semua perusahan masuk ke sana. Jadi salah satunya SAP yang bisa melakukan pendistribusian itu. Jadi trust dari perbankan, SAP salah satunya yang mengantar.’ lanjutnya
Terkait dengan korporasi, Budi memaparkan, selama masa pandemic korporasi memang mengalami penurunan, berbeda dengan e commers mengalami kenaikan. Tetapi di luar pandemic, Budi mengungapkan korporasi mengalami kestabilan.
“Jadi kalau ekonominya adalah naik, korporasi akan naik. Beda dengan e commers yang naik turun. Kita belanja kadang bosen belanja di market place, ya datang ke tanah abang, mall selesai. Kalau korporasi, setiap bulan, setiap hari pasti. Selama mereka punya nasabah, pelanggan, selama mereka punya cabang pasti mereka akan mengirim barang-barang mereka,” katanya.
Pada korporasi, masih kata Budi, biasanya tidak ada istilah perang harga. Discount itu biasanya diberikan normal. Di Korporasi sifatnya adalah perjanjian dalam satu tahun, dua tahun, tiga tahun. Untuk itu dari segi harga tidak akan berubah. Selain itu, setiap tahun atau setiap dua tahun atau setiap agreement berakhir boleh mengajukan penyesuaian harga.
“Perbandingan kita main di e commers di online, biasanya siapa yang memberikan biaya pengiriman murah atau yang free onkir itu yang dipilih oleh pembeli. Nah kalau free ongkir terus kita jebol juga, karena ditanggung oleh perusahaan kurir. SAPX untuk masuk ke segment-segment perang harga kita tidak lakukan. Makanya SAPX tidak ada di platform market place yang free onkir, karena kita bukan di segment tersebut,” katanya.
Lebih lanjut dia mengungkap, di tahun 2023 pihaknya melakukan segmentasi di korporasi dalam rangka menjaga kestabilan volume bisnis.
“Alhamdulillah di tahun 2022 volume kita stabil walaupun tidak tinggi.Namun jika dibandingkan dengan yang dialami competitor, mereka mengalami penurunanyang sangat signifikan. Karena memang saat ini orang berjualan di berbagai platform,” paparnya.
Catat Pembukuan
Sebelumnya, Corporate Secretary SAPX Denny Parhan, memaparkan pada tahun buku 2022 yang berakhir pada 31 Desember 2022 Perseroan masih mampu mencatat pertumbuhan penjualan dengan membukukan Pendapatan sebesar Rp591.902.803.145,(Lima Ratus Sembilan Puluh Satu Miliar Sembilan Ratus Dua Juta Delapan Ratus Tiga Ribu Seratus Empat Puluh Lima Rupiah) tumbuh sebesar 0,429 dari tahun buku sebelumnya.
Selain itu Perseroan juga masih mampu membukukan Laba Bersih sebesar Rp1.425.883.247,(Satu Miliar Empat Ratus Dua Puluh Lima Juta Delapan Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu Dua Ratus Empat Puluh Tujuh Rupiah).
Laporan RUPS SAPX |
“Hal Ini disebabkan karena persebaran portofolio Perseroan yang terdiversifikasi ke beberapa segmen seperti B to B, 8 to C hingga C to C, membuat Perseroan lebih memiliki resiliensi terhadap dampak penurunan pertumbuhan di Industri e-Commerce. Sebagai informasi pendapatan terbesar Perseroan didapatkan dari sektor Corporate atau B to B, segmen ini memiliki ketahanan yang lebih dilihat dari sisi kesinambungan usaha nya,” ujar Denny.
Denny juga mengungkap, Perseroan memiliki hampir seluruh portfolio klien seperti Perbankan dan Asuransi, Manufacture, Health and Medical Eguipment, Heavy Eguipment, Telekomunikasi dan Korporasi lain pada umumnya.
“Perseroan menawarkan jasa pengiriman dalam dan luar kota, kargo, jasa distribusi, Mailing Room, Fulfilment, pengiriman melalui transportasi darat, laut & udara, Cash on Delivery, dan Dedicated Courier. Layanan Cash on Delivery dan Dedicated Courier menjadi salah satu kekuatan utama Perseroan dalam peta persaingan antar sesama perusahaan jasa pengiriman lain,” katanya.
Selain itu Perseroan juga mengoptimalkan program kemitraan dengan para mitra bisnisnya sebagai langkah memperluas jangkauan pasar Perseroan. Fokus untuk memperkuat bisnis kemitraan tersebut sangat penting mengingat prospek bisnis ini yang cukup menjanjikan dan efektif dikarenakan Perseroan dapat lebih efisien dalam sisi permodalan.
“Dengan dukungan para mitra Ini, Perseroan dapat memiliki alternatif pendapatan selain dari segmen korporasi. Hingga saat ini, Perseroan telah memiliki lebih dari 12.000 mitra bisnis ritel,” pungkasnya