Ki-Ka: Direktur Utama PT BEST Lutfi Nazi, Direktur Utama PT Jasa Tirta Energi Dr. Etty Susilowati.
AKURATNEWS.ID, JAKARTA – PT Jasa Tirta Energi (JTE) bersama dengan PT Bakti Energi Sejahtera (BEST) melakukan penandatangan kerjasama dalam pengembangan Biomassa dalam rangka mendukung program Co-firing Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di lingkungan PT PLN (Persero) sebagai energi primer terbarukan yang selama ini menggunakan bahan bakar batu bara.
Semangat ini didasari untuk mendukung program pemerintah dan
dunia dalam rangka zero carbon dalam industri. Yang mana, seperti yang
disampaikan oleh Direktur Utama PT Jasa Tirta Energi Dr. Etty Susilowti, banyak
harapan yang diusung kedua belah pihak khususnya sosialisasi dan implementasi
energi bersih dan ramah lingkungan.
“Dengan Implementasi pemakaian energi bersih, ramah lingkungan
dan terbarukan di lingkungan PLTU PLN, Harapannya, ada kebijakan dari
pemerintah agar harga jual biomassa sawdust sebagai energi primer subsitusi
batubara untuk PLTU PLN dapat diberikan insentif khusus sehingga mempunyai nilai keekonomian
di atas batubara,” ujarnya sesaat penandatanganan MoU di Kantornya, 18 Office
Jakarta Selatan, Senin (12/6).
Pada saat ini belum ada regulasi Pemerintah terkait
pembatasan ekspor Biomassa sawdust maupun pellet, sehingga program Co-firing
PLTU Batubara memerlukan dukungan yang sangat kuat dari seluruh elemen Nasional
baik Pemerintah maupun produsen Biomassa.
“Kondisi tersebut di atas yang kami harapkan bertahap
pemerintah bisa mengatur, agar harga Biomassa Sawdust untuk Co-firing PLTU PLN
memiliki nilai keekonomian yang cukup baik bagi pelaku produsen Biomassa
sawdust, sehingga program percepatan zero carbon yang dicanangkan pemerintah
dapat segera terwujud,” ungkapnya.
Senada dengan Dirut JTE, Direktur Utama PT BEST Lutfi Nazi,
menjelaskan tentunya diperlukan kebijakan dari pemerintah, terkait dari harga
saat ini. Karena tanpa ada kebijakan dari pemerintah akan sangat sulit tata
kelola usaha produksi dan pengembangan biomassa nasional ini bisa terlaksana
dengan baik.
“Kenapa demikian? Karena kita tahu, bahwa harga energi
primer renewable terutama Biomass sawdust atau pelet ini memiliki harga jual
yang tinggi untuk pasar ekspor. Kita tahu bahwa perusahaan-perusahaan asing dan
juga perusahaan nasional sudah mulai berlomba-lomba membutuhkan dan membeli
energi-energi Biomass ini dengan harga yang jauh di atas harga yang saat ini
diberlakukan untuk program Co-firing PLN,” katanya.
Lutfi Nazi mengharapkan atas kesepakatan yang telah
ditandatangani, sebagai upaya Sinergi
antara PT BEST sebagai afiliasi PLN Grup dan PT JTE sebagai subsidiary Perum
Jasa Tirta I, menurutnya sangat strategik dan penting untuk terus
ditumbuhkembangkan sebagai bagian dari sinergi grup BUMN untuk memperkuat
kinerja dan tupoksi pencapaian kinerja di lingkungan BUMN.
“Harapan kami khususnya, kinerja yang sedang kami persiapkan
ini adalah kerjasama dalam pengembangan renewable energi melalui biomassa. Ini
akan memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak,” ujarnya.
“Mudah-mudahan dengan Sinergi yang kita rintis ini bisa
segera terealisasi langkah demi langkah pencapaian program pengembangan
produksi Biomass untuk mendukung program co-firing di lingkungan PLN khususnya
dan kegiatan zero carbon secara nasional. Sehingga, penurunan program pemakaian
karbon atau dekarbonisasi di lingkungan nasional bisa bertahap berkurang. Kita
ikut berkontribusi mewujudkan program pemerintah tersebut, baik dalam
lingkungan PLN, dan lingkungan nasional,” lanjutnya.
Tak Terbatas
Meski dalam perjanjian yang ditangani ini tertulis selama 2
tahun, namun Lutfi menerangkan kerjasama ini memiliki sifat tak terbatas. Dalam
arti, kerjasama dapat berkembang ke depannya.
Dia juga menyampaikan, meski tengah ditandatangani, namun
masih perlu pembahasan lebih lanjut terkait kerjasama dalam implementasi
program dimaksud.
“Untuk program co-firing Biomass tahun 2024 di lingkungan
PLN sebesar 1 Juta ton dan bertahap kenaikan pada tahun 2025 sebesar 10 Juta
ton,” ungkapnya.
Sebagai informasi, PT JTE merupakan anak perusahaan plat
merah PJT I, yang selama ini diketahui bergerak dibidang konstruksi bendungan.
Melalui anak perusahaannya ini, PJT I melebarkan sayap bisnisnya di Energy Baru
Terbarukan.
Sementara itu, PT BEST merupakan afiliasi PLN yang saham
kepemilikannya 100% Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan PLN (YPK-PLN).
Berkontribusi dalam jasa dan penunjang kegiatan usaha Ketenagalistrikan,
mewujudkan Energi untuk Kesejahteraan yang berkelanjutan.