Edukasi pelestarian air kepada Pahlawan Cilik Bijak Air/dok. Ist
AKURATNEWS.ID, JAKARTA - Danone Indonesia bersama Program Studi Teknik Lingkungan, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia dan Sekolah.mu mengembangkan program edukasi air bagi siswa Sekolah Dasar (SD) bertema Pahlawan Cilik Bijak Air.
Bersama mitra, Danone Indonesia menyelenggarakan sosialisasi program edukasi “Pahlawan Cilik Bijak Air” dan pembukaan pelatihan guru dalam bentuk Training of Trainers (ToT) gelombang pertama hari ini di Restoran KAUM, Jakarta.
Program edukasi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan mendorong aksi perubahan sejak usia anak-anak.
Karyanto Wibowo, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia menyatakan, sejalan dengan strategi keberlanjutan perusahaan, Danone Impact Journey, Danone Indonesia berkomitmen menyediakan produk berkualitas untuk menghadirkan kesehatan bagi masyarakat Indonesia sekaligus memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan di Indonesia.
"Salah satu wujud komitmen tersebut adalah melakukan aksi kolaboratif dengan sejumlah mitra untuk melestarikan sumber daya air. Kali ini, komitmen tersebut kami wujudkan melalui kolaborasi bersama Universitas Indonesia dan Sekolah.mu, mengembangkan program edukasi air bertajuk Pahlawan Cilik Bijak Air,” katanya, Senin, (2/10).
Sementara itu, Dr. Cindy Rianti Priadi, Kepala Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Indonesia (TL UI) mengatakan program edukasi Pahlawan Cilik Bijak Air berangkat dari kenyataan bahwa ketersediaan, kualitas, dan kesinambungan air merupakan salah satu tantangan besar di Indonesia.
"Berdasarkan laporan USAID pada tahun 2021, permintaan air saat ini sudah melebihi pasokan air. Di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, sumur-sumur kering lebih awal pada musim kemarau (USAID, 2021)," katanya.
Masih kata Dr. Cindy, Krisis air tidak hanya mempengaruhi kebutuhan air sehari-hari, tetapi juga mempengaruhi berbagai sektor lain, misalnya sektor pertanian, di mana 17% produksi beras Indonesia terganggu. Belum lagi perubahan iklim berkontribusi pada peningkatan frekuensi, intensitas dan durasi bencana air, tidak hanya kekeringan, tapi juga banjir dan kenaikan muka air laut.
Selain tantangan terkait kuantitas air, pencemaran air juga menjadi permasalahan yang luar biasa. Hal ini tercermin pada 59% badan air di Indonesia sudah tercemar polusi akibat pembuangan limbah industri dan rumah tangga. Hal ini tentunya berdampak pada akses air masyarakat yang semakin sulit.
“Dengan semua permasalahan air yang ada, sudah semakin nyata bahwa air bukanlah sumber daya tak terbatas. Teknik Lingkungan UI turut berperan aktif dalam menghadirkan pemahaman menyeluruh dan mendorong perubahan perilaku semua pihak, termasuk anak-anak sebagai pahlawan cilik. Untuk itu, kolaborasi multi pihak menjadi kunci untuk menghadirkan perubahan perilaku ini. Selain itu, peningkatan literasi sejak usia dini juga menjadi bentuk kolaborasi TL UI yang strategis dengan Danone Indonesia dan Sekolah.mu untuk meningkatkan upaya pelestarian sumber daya air dan merawat kehidupan di muka bumi,” papar Dr. Cindy.
Program "Pahlawan Cilik Bijak Air" menggandeng guru-guru tingkat SD dan melibatkan anak-anak usia SD dalam serangkaian kegiatan edukasi yang berlangsung dari September 2023 hingga Maret 2024. Berfokus pada pemahaman komprehensif tentang air, program ini akan mencakup berbagai aspek, diantaranya manfaat air, karakteristik air, sirkulasi air, permasalahan air hingga solusi atas permasalahan yang ada saat ini.
Saat ini juga telah dilakukan kegiatan uji coba dalam bentuk kelas eksperimen sains yang menawarkan pengalaman belajar berbasis proyek bagi siswa SD, dengan tujuan meningkatkan pengetahuan mereka secara cepat mengenai berbagai aspek sumber daya air dan pengelolaannya.
Najelaa Shihab, Pendiri Sekolah.mu menjelaskan program ini merupakan bentuk nyata kolaborasi berbagai pemangku kepentingan. Program ini dapat diakses gratis melalui platform Sekolah.mu.
“Pembelajaran bagi murid-murid SD, dirancang menyenangkan dan bermakna dengan video animasi dan 15 aktivitas beragam, serta lima buku cerita edukatif dengan lembar belajar pada masing-masing seri," imbuhnya.
"Harapan kami rangkaian edukasi ini menumbuhkan anak-anak yang berdaya mengatasi masalah lingkungan dan memiliki kompetensi masa depan. Ini bukan hanya tentang materi pelajaran tertentu, tapi bagaimana guru, dan orang tua di rumah membicarakan nilai keberlanjutan dan menjadi teladan kepedulian, juga aksi bersama untuk melakukan perubahan dalam menjaga kelestarian air. Anak menjadi pahlawan bagi sekitar, karena bijak menggunakan air,” papar Najelaa.
Pada gelombang pertama, para guru yang terpilih diyakini memiliki komitmen tinggi dalam mendidik, diseleksi dari 1.066 pendaftar menjadi 34 peserta dari 17 provinsi dan berasal dari pulau Kalimantan, Sumatra, Jawa dan Bali.
“Mereka akan menyebarluaskan praktik baik Pahlawan Bijak Air ini dalam konteks menerapkan pembelajaran berbasis Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila,” kata Najelaa.
Kegiatan ToT dalam rangkaian program “Pahlawan Cilik Bijak Air” direncanakan untuk melibatkan 60 guru dari 60 sekolah di 30 provinsi. Pelaksanaannya ToT akan dibagi menjadi dua gelombang. Gelombang 1 akan berlangsung mulai Oktober hingga Desember 2023.
Kemudian akan dilanjutkan dengan gelombang 2 yang akan dilaksanakan dari Januari hingga Maret 2024, dan akan diikuti oleh 26 guru yang berasal dari 13 provinsi di pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Pelatihan bagi fasilitator dalam bentuk Training of Trainers (ToT) merupakan salah satu bagian utama dari program ini. Nantinya, guru dapat menyampaikan materi edukasi air ini secara efektif dan berdampak kepada anak-anak, serta mengimbas kepada guru-guru di sekolah lainnya di wilayah mereka.
Selanjutnya, program ini akan melakukan evaluasi menyeluruh atas keluaran dan perubahan yang terjadi setelah implementasi modul edukasi.
Andien Aisyah, seorang figur publik berpendapat bahwa selain bermanfaat untuk guru, program edukasi “Pahlawan Cilik Bijak Air” akan membantu orang tua untuk menyampaikan pentingnya menjaga kelestarian air secara lebih menarik dan interaktif.
“Tak hanya itu, saya sebagai orang tua juga merasakan manfaatnya dalam mengajarkan kepada anak-anak, termasuk anak saya sendiri, apa permasalahan terkait air yang ada saat ini dan bagaimana kita bisa ikut serta melestarikan air secara menarik melalui platform digital atau buku cerita," pungkas Andien.