Notification

×

Iklan

Iklan

Perawat Informatika Indonesia, Himpunan Baru Yang Lama Ditunggu Resmi Terbentuk

Minggu, 07 Juli 2024 | 20:23 WIB Last Updated 2024-07-07T13:23:47Z

Kongres Nasional ke-1 PII yang akhirnya terbentuk Himpunan baru dalam tubuh PPNI/Ist/akuratnews.id


AKURATNEWS.ID, JAKARTA - Himpunan Perawat Informatika Indonesia (PII) yang diketahui menjadi salah satu bagian dari Persatuan Perawatan Nasional Indonesia (PPNI), akhirnya terbentuk. Himpunan yang disebut-sebut telah lama ditunggu ini terbentuk melalui Kongres Nasional ke-1, yang dilaksanakan di Gedung Sentral Cawang Hotel, Jakarta Timur, Sabtu, (6/7). Gelaran Kongres Nasional tersebut diselenggarakan secara hybrid dan dihadiri sekitar 300 peserta.

 

Turut hadir Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang diwakili oleh Direktur Jendral Tenaga Kesehatan Drg. Arianti Anaya, MKM, sebagai keynote speaker, Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat (DPP) Persatuan Perawatan Nasional Indonesia (PPNI) Dr. Harif Fadhilah, S. Kp., SH., M. Kep., M.H, Ketua DPW PPNI DKI Jakarta Ns. Jajang Rahmat S, M.Kep., Sp.Kep.Kom, Ketua DPD PPNI Jakarta Utara Ns. Rizki Pebrian Pratama, S.Kep, M. Kes dan perwakilan Himpunan Perawat Fertilitas Indonesia.

 

Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana Kongres Nasional ke-1 PII Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, S.Kp., MARS menyampaikan, bahwa perawat informatika menjadi centre point dalam digitalisasi kesehatan. Menurutnya, saat ini Indonesia sedang melakukan transformasi kesehatan yang didalamnya terdapat transformasi digital. 

 

Lebih lanjut, perempuan yang akrab dipanggil Prof Roro, ini menyampaikan, bahwa perawat informatika memiliki tiga kompetensi sekaligus yakni keperawatan, informatika, serta komputer dan teknologi.

 

"Perawat informatika menjadi central point dalam digitalisasi kesehatan, yang mana saat ini Republik Indonesia sedang menjalankan transformasi kesehatan yang didalamnya terdapat transformasi digital. Perawat informatika sendiri dalam perannya memiliki tiga kompetensi sekaligus, pertama kompetensi perawat, kedua kompetensi ilmu informatika, dan ketiga kompetensi komputer dan teknologi," ucap Prof. Roro dalam sambutannya.

 

Dengan terselenggaranya Kongres Nasional ke-1 Perawat Informatika Indonesia, Ketua Pelaksana berharap adanya kejelasan dari status wadah perawat informatika di Indonesia, apakah sebagai himpunan ataupun ikatan. 


Peserta Kongres PII ke-1 di Jakarta/Ist/akuratnews.id

 

Kemudian, Prof. Roro juga berharap melalui pertemuan tersebut adanya rekognisi dari Kementerian Kesehatan sehingga kedepannya profesi keperawatan memiliki spesifikasi untuk informatika keperawatan dan informatika kesehatan.

 

"InsyaAllah kongres ini menjadi awal yang baik bagi kita semuanya, dan kami berharap melalui kesempatan ini mendapatkan hal yang positif sehingga Kementerian Kesehatan RI dapat merekognisi adanya profesi perawat yang memiliki spesifikasi informatika keperawatan khususnya dan informatika kesehatan pada umumnya," sambungnya.

 

Perjalanan Perawat Informatika

 

Ketua Umum DPP PPNI Harif Fadhilah menyampaikan, perjalanan Perawat Informatika Indonesia tidaklah mudah. Yang mana, diungkapkannya pernah ada usulan untuk didirikannya wadah perawat informatika, namun saat itu pedoman PPNI belum menemukan cabang keilmuan dan area praktik yang tepat untuk informatika keperawatan.

 

"Bapak Ibu yang terhormat, perjalanan perawat informatika di Indonesia tidak begitu mudah. Di awal-awal Prof Roro sudah mengusulkan, namun demikian waktu itu sebelum pandemi belum banyak input informasi kepada kita keperawatan khususnya di informatika ini, karena pada saat itu pedoman kita mengatakan bahwa ikatan dan himpunan sebagai badan kelengkapan adalah karakternya itu sesuai dengan cabang keilmuan atau sesuai dengan area praktik, kita belum menemukan area praktik informatika," ungkapnya.

Ketua Pelaksana seklaigus Ketua Terpilih PII, Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, SK.P., MARS.


Kejadian pandemi, masih kata Harif, menjadi salah satu hal yang memberikan warna dalam digitalisasi keperawatan dan kesehatan. Dia juga menjelaskan, Informatika Keperawatan telah lama eksis di dunia kesehatan meskipun saat ini perkembangannya hanya pesat di negara maju saja.

 

"Tapi setelah berjalannya waktu kemudian kita dilanda pandemi ternyata kebutuhan akan penggunaan teknologi, komputerisasi dan digitalisasi memberikan warna tersendiri akan perkembangan keperawatan di masa kini dan yang akan datang," imbuhnya.

 

"Kemudian kami di bidang OKK (bidang Organisasi dan Kaderisasi-red) melakukan searching ternyata sudah didapatkan di Amerika sudah lama sekali adanya Informatic Nurse dan mereka memberi dua jalan melalui pendidikan formal pada master level yaitu pada level magister khusus belajar mengenai nursing informatic, kemudian yang kedua yaitu dengan adanya sertifikasi. Keberadaan nursing informatic di dunia ini bukan sesuatu yang asing, meskipun keberadaannya saat ini sebagian besar ada di negara maju," lanjutnya.


Setelah itu, Harif Fadhilah menyatakan dukungan atas terbentuknya wadah perawat informatika yang dapat berperan dalam memikirkan serta mengembangkan keperawatan kedepannya.

 

"Oleh karena itu, kami memutuskan untuk mensupport agar nursing informatic ini dipikirkan kemudian dikembangkan oleh satu kelompok atau satu komunitas yang profesional yang kita berharap berjalan bersama PPNI. PPNI pasti mensupport untuk berjalannya hal ini supaya ini bisa berjalan dengan baik sehingga pada saatnya kita dapat berkontribusi dalam berbagai hal yang berkait dengan pengembangan keperawatan secara khusus dan kesehatan secara umum," sambungnya.

 

Selain gelaran kongres, acara yang digelar secara hybrid tersebut diiringi dengan agenda penyerta yaitu seminar dengan tema "Kiprah Perawat Informatika dalam Menyongsong Transformasi Digital Kesehatan". Dimana Prof Roro menjadi salah satu narasumber dan dihadiri pula oleh pakar nursing informatics dari Amerika Serikat, yaitu Karen Dunn Lopez, PhD, MPH, RN, FAAN & Daniel Fraczkowski, MSN, RN, NI-BC.

 

Kemudian, Kongres Nasional ke-1 Perawat Informatika Indonesia melanjutkan kegiatan musyarawarah bersama untuk memilih satu calon sebagai Ketua Pengurus Pusat Perawat Informatika. Melalui keputusan aklamasi menghasilkan keputusan bersama yaitu terpilihnya Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Hariyati, SKp., MARS sebagai Ketua Pengurus Pusat periode 2024-2029 dengan nama Himpunan Perawat Informatika Indonesia (HPII).

 

Keberlangsungan kongres tersebut juga didukung oleh berbagai sponsor dan media partner yang terdiri dari Ruang Nakes, Carepro, Appskep, Centra healthIT, RHC, Klinik Pintar, Tele Sehat Indonesia, Aruvana, Mediaperawat.id, Aveceena, Homecareku, infermia, Wicatera dan Medical x Corporate. (DN)