Notification

×

Iklan

Iklan

Upaya Memajukan Kelapa Sawit, AII Bersama BPDPKS Ungkap Hasil Riset

Rabu, 03 Juli 2024 | 14:27 WIB Last Updated 2024-07-03T07:27:17Z

Asosiasi Inventor Indonesia bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) saat menungkapkan hasil riset Kelapa Sawit di hadapan awak media/redaksi/akuratnews.id 


AKURATNEWS.ID, JAKARTA - Kelapa sawit menjadi salah satu komoditi andalan yang dimiliki Indonesia. Besarnya potensi kelapa sawit di tingkat global perlu adanya pendalaman dalam pengelolaan secara baik dan benar.

 

Dalam rangka semangat pengembangan dan kemajuan, Asosiasi Inventor Indonesia (AII) menjembatani dan mempertemukan inventor inovasi sawit dan calon investor sehingga hasil riset dan inovasi dapat dikomersialisasikan dan digunakan untuk memajukan industri sawit di Tanah Air.

 

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dalam hal ini bertugas untuk melaksanakan pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan, melakukan kerja sama dengan Asosiasi Inventor Indonesia (AII) dalam kegiatan Valuasi dan Komersialisasi Teknologi Hasil Riset Kelapa Sawit, Grand Riset Sawit (GRS) tahun 2021-2023.

 

“Fungsi organisasi ini untuk menjadi mediasi atau jembatan antara inventor dan investor agar inventor itu mampu bangkit dan berkembang untuk TRL (Tingkat Kesiapterapan Teknologi) 7 menyeberang ke-8 dan ke-9,” kata Ketua Umum AII Didiek Hadjar Goenadi Selasa 2/7.

 

Oleh karenanya, inventor membutuhkan investor atau industri untuk berinvestasi dalam rangka meningkatkan TRL dari hasil riset dan inovasi tersebut.Di sisi lain, industri melihat bahwa TRL 7 masih mengandung risiko besar untuk langsung bisa dikomersialisasikan sehingga mereka tidak mau terburu-buru berinvestasi pada tahap itu.

 

“Di sinilah peran AII untuk mendorong bagaimana TRL 7 itu bisa diarahkan ke-8 dengan mempertemukan inventor dan investor,” tuturnya.

 

Menurut Didiek, inventor yang mengarah pada peningkatan produktivitas industri kelapa sawit dan produk turunannya dan pengembangan industri sawit yang berkelanjutan dan ramah lingkungan akan sangat dibutuhkan dalam memajukan industri sawit Indonesia.

 

Ia mengatakan upaya mengembangkan dan memajukan industri kelapa sawit di dalam negeri dan di kancah global membutuhkan sinergi dan kolaborasi para pemangku kepentingan khususnya BPDPKS dan industri untuk bisa meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Indonesia.

 

Fasilitasi 13 Inventor

 

AII memfasilitasi 13 inventor periset Grand Riset Sawit untuk hilirisasi hasil penelitian, yang didanai BPDPKS, mulai dari plastik dari limbah sawit, limbah kelapa sawit menjadi material nano crystal, bioenergi hingga busa pemadam kebakaran dari minyak sawit.

 

Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Zaid Burhan Ibrahim menjelaskan, minyak sawit yang paling produktif menyumbang kurang lebih 42% dari total suplai minyak nabati dunia seiring dengan permintaan yang terus meningkat dari tahun ke tahun pertumbuhan permintaan akan minyak nabati dunia meningkat rata-rata sebesar 8,5 juta meter ton setiap tahun sehingga sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia Indonesia akan menargetkan dapat memproduksi lebih dari 50 juta ton minyak Sawit pada tahun 2025 ini,imbuhnya.

 

“Nah hal ini tentunya akan memberikan lebih banyak pasokan untuk industri makanan termasuk minyak goreng dan industri makanan lainnya yang berbasis pengetahuan kemudian terkait juga dengan biodiesel ini akan berdampak pada domestik dan ekspor dalam rangka pasar global dengan data produktivitas lahan terbaik dibandingkan minyak nabati yang lain, sawit berada pada posisi terbaik untuk dapat memenuhi permintaan dunia yang meningkat tersebut,” ujarnya.

 

Lebih jauh dia menjelaskan, kegiatan riset merupakan pondasi industri sawit yang dibutuhkan sebagai ujung tombak kemajuan industri berbasis komunitas unggulan strategis Nasional. Oleh karenanya, pihaknya membutuhkan alokasi data yang besar sekaligus menyediakan alokasi dana yang besar dan mencukupi untuk penguatan aktivitas riset yang dapat dilakukan atau dimanfaatkan nantinya semaksimal mungkin untuk mendukung pengembangan perkebunan dan industri selalu berkelanjutan.

 

“Nah program Litbang merupakan salah satu upaya kami di BPDPKS untuk melakukan penguatan pengembangan dan peningkatan perkebunan dan industri sawit yang saling bersinegi antara sektor hulu  sampai dengan sector hilir,” jelasnya.

 

Dia mengatakan, terkait peremajaan, pihaknya berupaya dengan program-program sawit yang sudah tua di remajakan. Sehingga muncul yang baru dengan bibit-bibit yang bagus, bibit hasil penelitian, salah satunya bibit-bibit yang kualitasnya sangat bagus, sehingga nanti produktivitasnya akan semakin meningkat, yang berdampak kepada kesiapan Indonesia memberikan pasokan akan kebutuhan sawit baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

 

‘’Bagi BPDPKS kerjasama dengan AII ini mempercepat hilirisasi hasil riset (terutama berupa teknologi) yang dibiayai oleh BPDPKS untuk secara cepat dan luas dimanfaatkan oleh industri guna mendukung pembangunan industri kelapa sawit nasional yang tangguh di pasar global,’’ pungkasnya.