Notification

×

Iklan

Iklan

AII Selenggarakan Seminar Perdana Prospek Industri Hilir Sawit ke Depan

Selasa, 20 Agustus 2024 | 19:50 WIB Last Updated 2024-08-20T12:50:59Z

AII Selenggarakan Seminar Perdana Prospek Industri Hilir Sawit ke Depan
Seminar Prospek Industri Hilir Sawit ke Depan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Inventor Indonesia (AII)/Iyan/akuratnews.id


AKURATNEWS.ID, JAKARTA - Pentingnya memahami dan mengetahui prospek di masa mendatang menjadi hal penting untuk diperhitungkan. Industri kelapa sawit sebagai salah satu sektor penopang pendapatan ekspor, menjadi salah satu komoditi yang harus diperjelas dalam prospek produksinya. 


Mengingat begitu pentingnya sektor kelapa sawit, Asosiasi Inventor Indonesia (AII) menyelenggarakan seminar perdana dengan topik “Prospek Industri Hilir Sawit Ke Depan” pada Selasa, 20 Agustus 2024. 


Seminar yang dilakukan secara online/zoom meeting ataupun secara offline, oleh AII sebagai bagian dari sosialisasi atas hasil invensi yang sudah di evaluasi dan di valuasi dari kegiatan pertama, yang kemudian disajikan dalam seminar yang target sasaran audiensi-nya adalah pengusaha dan dunia industri terkait invensi yang ada.


Dalam kesempatan opening speech, Ketua Umum AII, Prof. (Risk) Ir. Didiek Hadjar Goenadi, M.Sc, Ph.D, IPU., INV mengatakan bahwa seminar ini diselenggarakan oleh AII sebagai bagian dari kegiatan promosi teknologi yang sudah dievaluasi dan divaluasi dari kegiatan pertama, kemudian disajikan dalam acara seminar. 


“Topik seminar ini disesuaikan dengan teknologi yang dipromosikan yaitu di bidang hulu (orientasi produktivitas) dan bidang hilir (orientasi pengembangan produk baru),” jelas Prof. Didiek kepada wartawan, usai seminar di Jakarta.


Pemateri yang datang dan hadir saat seminar tidak hanya para Tim Ahli Internal AII dan Tim Ahli Eksternal saja, tetapi juga kalangan pengusaha/investor dan para inventor serta wartawan yang meliput dan tentu saja ada kehadiran dari pemerintah melalui BPDPKS.


Seminar AII Teknologi Hasil Riset GTS 2021-2023 ini rencananya akan diselenggarakan sebanyak 2 (dua) kali. Seminar Pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 Agustus 2024 di Hotel Aston Simatupang, Jakarta. 


Peserta yang datang diperkirakan berjumlah 50 (lima puluh orang), bahasan utama yang diangkat adalah menampilkan 16 invensi secara lebih detil.  


Dengan menghadirkan undangan dari perwakilan industri diharapkan acara tersebut dapat mempercepat dan memperluas komersialisasi hasil riset yang didanai oleh BPDPKS. 


Kepala Divisi Direktorat Penyaluran Dana BPDPKS, mewakili Zaid Burhan Ibrahim, Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Arfie Thahar, dalam paparannya berjudul “Dukungan Dana Sawit Untuk Program Grant Riset Sawit”, bahwa diperlukan sinergi antara Pemerintah baik sebagai Lembaga pendanaan riset maupun sebagai regulator produk hasil riset.


"Industri atau Perusahaan Swasta dan Lembaga Penelitian / Perguruan Tinggi untuk mendorong hilirisasi sehingga produk hasil riset dapat segera dikomersialisasikan," terangnya. 


“Diperlukan lembaga yang berfungsi untuk mengkolaborasikan dan mensinergikan hilirisasi dan mempercepat komersialisasi,” lanjut Arfie. 


Sementara pemateri dari Ketua Komite Perkebunan APINDO, Harjanto Hanawi,  menyampaikan materi berjudul “Biodiesel Indonesia.” 


Dijelaskan, banyak manfaat Biodiesel Indonesia diantaranya Ketahanan dan kemandirian energi melalui Program Mandatori  Biodiesel  sejak  tahun  2014 ; Program Mandatori Biodiesel didasari neraca  perdagangan yang negatif dan ketergantungan impor BBM; Kebijakan B35 ditargetkan menyerap 13,41 juta kiloliter biodiesel; Mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 35 juta ton CO2. 


“Selain itu manfaat Biodiesel adalah menaikkan penghasilan pajak pemerintah melalui PPH Badan dan PPN dan Produk biofuel lain, SAF dan Renewable Gasoline,” kata Harjanto Hanawi yang juga menjabat sebagai Direktur di PT Smart Tbk.


Tidak ketinggalan juga pada seminar perdana ini pemateri yang datang Sahat M. Sinaga, Chairman of Indonesian  Palm Oil Board ( IPOB ) yang menyampaikan materi berjudul   “Reposisi Minyaksawit Indonesia dari Loyang ( CPO) jadi Emas  ( DPMO ) via Inovasi Teknologi ( Hulu-Hilir) Industri Sawit”.