Notification

×

Iklan

Iklan

Pakar Komunikasi Bencana Dr. Hidayat Beri Penjelasan Soal Peringatan Gempa Megatrust BMKG

Kamis, 15 Agustus 2024 | 20:49 WIB Last Updated 2024-08-15T13:49:06Z

Pakar Komunikasi Bencana Dr. Hidayat Beri Penjelasan Soal Peringatan Gempa Megatrust BMKG
Ilustrasi gempa/ist/akuratnews.id


AKURATNEWS.ID, JAKARTA - Peringatan Bencana Gempa Bumi dikeluarkan oleh BMKG setelah terjadinya gempa besar dengan Magnitudo 7,1 yang berpotensi tsunami di Jepang dampak dari Megathrust Nankai Jumat (8/8) pukul 14.42.58 WIB.


Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, Megathrust Nankai memiliki kesamaan dengan dua megathrust di Indonesia yang sudah lama tak melepaskan energinya yaitu Megathrust Selat Sunda dan (M8,7) dan Megathrust Mentawai-Siberut (M8,9). 


Pakar Komunikas Bencana Dr. Hidayat menjelaskan, yang diungkapkan oleh BMKG merupakan suatu upaya dari aspek Komunikasi Risiko. 


Masyarakat perlu mengetahui risiko yang dihadapi sehingga dapat meningkatkan kapasitas dalam menghadapi ancaman bencana. 


Dr. Hidayat juga mengharapkan hal ini tidak sebatas sampai peringatan saja dan menjadi perbincangan hangat di media massa serta media sosial, harus ada upaya-upaya mitigasi dan kesiapsiagaan yang dilakukan agar masyarakat merespon dan memiliki ketahanan yang tinggi terhadap bencana. 


"Termasuk perencanaan strategi komunikasi risiko sehingga tujuan komunikasi tercapai dan berdampak baik terhadap penanganan bencana, karena komunikasi merupakan aspek yang krusial," ujarnya dalam keterangan. 


Menurutnya, pesan peringatan terkait bencana perlu dilakukan perencanaan komunikasi sehingga peringatan bencana tidak hanya menjadi pesan negatif yang akhirnya membuat masyarakat panik. Sehingga tujuan awal untuk masyarakat waspada dan meningkatkan ketahanan tidak tercapai. 


"Lebih lanjut, aspek komunikasi masih menjadi tantangan atau PR Negara kita dalam penanganan bencana. Kesadaran terhadap risiko bencana merupakan hal penting jika ingin mewujudkan negara yang tangguh bencana," ungkap Dosen LSPR Institute tersebut.


Lebih jauh dia menyampaikan, potensi ancaman Gempa Bumi Megathrust harus direspon dengan serius dan ada aksi yang berkelanjutan. 


"Hal ini dikarenakan Megathrust berpotensi memicu terjadinya tsunami dan dampaknya juga berpotensi sangat masif baik dari aspek korban jiwa, ekonomi, sosial sampai dampak lainnya bagi Negara kita jika lengah dan tidak siap," imbuhnya. 



Kemudian, dia menambahkan, Gempa bumi memiliki sifat yang berulang, sehingga penting untuk mengetahui sejarah gempa di masa lalu. 


"Belajar dari Jepang, mereka selalu mempersiapkan ancaman gempa selanjutnya dengan meneliti sejarah-sejarah bencana purba di masa lalu dan berhasil membangun ketahanan terhadap bencana untuk masa depan," katanya. 


Dr. Hidayat menambahkan, masyarakat tidak perlu takut dan panik dengan peringatan Gempa Bumi, justru harus gotong royong membangun ketahanan mulai dari lingkungan keluarga sampai Negara. 


"Manfaatkan cerita rakyat, permainan tradisional, musik, berbagai jenis kesenian, kemajuan teknologi, kekuatan pemangku agama dan tokoh masyarakat, kekuatan media massa, kerjasama NGO, dunia usaha, dan akademisi untuk membantu pemerintah melakukan komunikasi risiko," ungkapnya. 


Dia menambahkan, memetakan target audiens, membuat pesan dan memilih media yang tepat merupakan hal mendasar yang harus dilakukan jika ingin sukses meningkatkan kesadaran masyarakat akan risiko bencana di Indonesia. 


"Upaya ini harus dilakukan untuk membangun ketangguhan terhadap bencana karena Saya percaya membangun ketangguhan merupakan investasi bangsa yang tak ternilai dan besar manfaatnya," pungkas Dr. Hidayat.