Notification

×

Iklan

Iklan

Mahasiswi Residensi Ners Onkologi UI Berikan Edukasi Kesehatan Bahaya Vape di SMAN 14 Jakarta

Kamis, 26 September 2024 | 10:10 WIB Last Updated 2024-09-26T03:10:05Z

Mahasiswi Residensi Ners Onkologi UI Berikan Edukasi Kesehatan Bahaya Vape di SMAN 14 Jakarta
Mahasiswi Residensi Ners Onkologi Universitas Indonesia dengan pihak Puskesmas Kecamatan Kramat Jati beserta Siswa SMAN 14 Jakarta, pasca mengikuti pembekalan terkait bahaya Vape/Norwan Redaksi/akuratnews.id 


AKURATNEWS.ID, JAKARTA - Mahasiswi residensi Ners Onkologi dari Universitas Indonesia menghadirkan inovasi baru dengan mengusung proyek bertema kewaspadaan penggunaan vape terhadap kanker paru. Proyek ini menyasar siswa-siswi SMAN 14 Jakarta melalui edukasi dan konseling langsung di sekolah.

 

Vape yang kerap dianggap lebih aman dari rokok konvensional, terungka bahwa vape tetap membawa risiko serius bagi kesehatan paru-paru, termasuk potensi menyebabkan kanker.

 

Beriringan dengan program Upaya Berhenti Merokok yang tengah digalakkan pemerintah, para mahasiswi ini memberikan wawasan berbasis riset terbaru, sekaligus dukungan konseling bagi siswa yang ingin berhenti merokok.

 

Acara yang mengambil tema “Peningkatan Kewaspadaan Bahaya Vape Pada Remaja Usia Sekolah di Lingkungan Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta” juga dihadiri oleh pihak guru pendamping SMAN 14 Jakarta dan pihak Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.

 

Dalam sambutannya Guru Pendamping SMAN 14 Jakarta, menyampaikan ada dosa keturunan bagi perokok. Yang mana dia menjelaskan, bagaimana asap rokok akan terbang mencapai atmosfir bumi yang akan berakibat negatif dalam keberadaaannya sebagai pengaman bumi.

 

“Kalau merokok maka asapnya akan ke atmosfir yang akan terakumulasi dengan CO2 di atmosfir. Kalau CO2 kebanyakan, akan terjadi global warming. Ada perokok aktif dan pasif, merokok membahayakan bagi semuanya. Semoga ilmu yang diberikan akan bermanfaat bagi anak-anak kami dan dapat diaplikasikan dalam kehidupannya masing-masing,” ujar guru pendamping kesiswaan ini, di aula SMAN 14 Jakarta.

 

Dalam kesempatan yang sama, perwakilan Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Julita Sibarani menyampaikan harapannya agar kegiatan serupa terus dilakukan dalam rangka mengedukasi para remaja tentang bahaya Vape, yang masih banyak masyarakat bahwa Vape itu sama dengan merokok.

 

“Inginnya acara ini bukan sekali saja. Kami berharap ke depan akan terus berlanjut. Jika merokok penyebab penyakit tidak menular seperti jantung, gagal ginjal. Ternyata merokok juga menyebabkan penyakit menular seperti TBC,” jelasnya.

 

“Kita sama-sama belajar dan shering, yang mana narasumber ini mereka profesional. Adek-adek bisa belajar dan bertanya dengan lebih baik,” lanjutnya.

 

Perwakilan Mahasiswi Residensi Ners Onkologi dari Universitas Indonesia, Ai Aminah, yang juga menjadi narasumber dalam acara menyampaikan, pihaknya sebagai mahasiswi memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk memberikan promosi kesehatan.

 

“Kali ini sasaran kami dalam rangka upaya berhenti merokok di kalangan remaja, yang mana menurut data dari tahun ke tahun makin meningkat dalam menderita kanker paru. Kami perlu memberikan awareness terhadap remaja bagaimana mereka mengenal bahaya rokok khususnya rokok elektrik dan bagaimana upaya berhenti merokok,” ungkapnya.

 

“Kami sebagai spesialis onkologi memili rasa confidence, komitmen dan comfession terhadap upaya promotif dan preventif terkait penanganan kasus-kasus kanker,” lanjutnya.

 

Lebih jauh diungkapkan, bagaimana peningkatan kasus-kasus penyakit kanker yang diderita oleh kalangan remaja terus mengalami peningkatan.

 

“Untuk data penderita kanker di kalangan remaja terakhir di tahun 2019 sudah mencapai 19,1 Persen. Yang mana itu sudah terjadi kenaikan 1-2 persen dari tahun 2016. Kami melihat di klinikal tempat kami bertugas bahwa pasien paru sudah mengarah kepada remaja dan dewasa muda. Kami berharap kasus onkologi terutama pada remaja mengalami signifikasi penurunan dalam penderitanya. Kami juga mendukung pada upaya promotif dan preventif dalam rangka mengedukasi remaja,” tegasnya.

 

“Edukasi ini diharapkan mampu membangun kesadaran sejak dini dan menciptakan generasi yang lebih sehat, bebas dari ancaman penyakit berbahaya seperti kanker paru. Dengan langkah nyata ini, Universitas Indonesia kembali membuktikan komitmennya dalam mendukung kesehatan masyarakat Indonesia,” pungkasnya.