Notification

×

Iklan

Iklan

Ratusan Guru dan Mahasiswa Study Tour ke Monumen Pancasila Sakti

Rabu, 25 September 2024 | 19:12 WIB Last Updated 2024-09-25T12:12:34Z

Ratusan Guru dan Mahasiswa Study Tour ke Monumen Pancasila Sakti
Guru dan mahasiswa bersama Ketua Yayasan Kajian Citra Bangsa Mayjend. (Purn.) Lukman R. Boer melakukan study tour ke Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya Pondok Gede, Jakarta Timur, pada Selasa (24/9/2024).Kunjungan mereka disambut Letkol Caj Edy Bawono, S.S., M.T. Monumen Pancasila Sakti/dok. YKCB.


AKURATNEWS.ID, JAKARTA - Ratusan Guru Sejarah, Dosen, dan Mahasiswa DKI Jakarta melakukan Study Tour ke Monumen Pancasila Sakti Lubang Buaya Pondok Gede, Jakarta Timur dalam rangka Peringatan Pemberontakan G. 30 S 1965/PKI dan Hari Kesaktian Pancasila pada Selasa, 24 September 2024.

 

Para Sivitas Akademika DKI Jakarta tersebut dipandu oleh Yayasan Kajian Citra Bangsa (YKCB) dan para petugas museum tersebut.

 

Adapun peserta tour sejarah berjumlah kurang lebih 150 orang, yang terdiri dari dosen, guru sejarah, mahasiswa, dan siswa yang berasal dari Universitas Trilogi, Universitas Pancasila, Universitas UHAMKA,

siswa Labschool Cirendeu, dan guru-guru dari Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI).

 

Ketua Yayasan Kajian Citra Bangsa Mayjend. (Purn.) Lukman R. Boer berharap, Study Tour ini menjadi bagian dalam

membangun pemahaman perjalanan sejarah kepada generasi penerus bangsa.

 

Dalam sejarahnya, menurut Lukman R.Beor, negara Indonesia telah mengalami beberapa fase pemberontakan Komunisme sejak zaman penjajahan Belanda 1926, masa perjuangan Kemerdekaan (1948, Peristiwa Madiun) dan terakhir pada era pemerintahan Soekarno (1965).

 

"Pemberontakan G30S PKI 1965 telah menelan begitu banyak korban masyarakat Indonesia. Sehingga, sebagai warga bangsa, kita berharap bahwa peristiwa itu tidak boleh terulang dan harus menjadi kejadian pahit terakhir yang pernah dialami Indonesia," kata Lukman R.Beor dalam rilisnya yang diterima Akuratnews.id, Rabu (25/9/2024).

 

Namun, sejarah dan dinamika sosial politik Indonesia terus berubah, dan PKI (Partai Komunis Indonesia) telah dibubarkan melalui supersemar (surat perintah 11 maret) dan dikuatkan pula oleh Ketetapan MPRS no 25/1966.

 

"Bagi para penggiat Komunisme, PKI tidak pernah mati dan tidak pernah pula bubarkan oleh para pendirinya. Sebagaimana pesan DN Aidit dan Sudisman, menjelang tertangkap dan ditembak mati oleh pasukan TNI yang menangkapnya," tegasnya.

 

Kewaspadaan terhadap bahaya laten komunisme ini, menurut Mayjend. (Purn.) Lukman R. Boer, semoga terus tumbuh di berbagai generasi penerus Bangsa Indonesia. "Agar Pancasila semakin kuat dan terjaga dalam lingkungan hidup Bangsa Indonesia," ujarnya.

 

Sementara itu, Letkol Caj Edy Bawono, S.S., M.T. sebagai kepala Monumen Pancasila Sakti menyampaikan berbagai kekejian dan pengkhianatan PKI sejak awal kemerdekaan hingga 1968.

 

"PKI terus melakukan kekejian dan pengkhianatan kepada Pancasila dan Bangsa Indonesia. Monumen ini sebagai bukti sejarah!" pungkasnya.